Ada asap pasti ada api, ada akibat pasti ada sebabnya. Termasuk ketika dakwah di medan kampus anda kurang greget. Tak perlu lama menerawang apalagi tinggal melamun atau mencari kambing hitam lesunya dakwah kampus. Menyalahkan bidaya mahasiswa yang semakin hedonis, sehingga kurang meminati event dakwah yang telah anda rancang, bukanlah jawaban bijak. Justru itulah tantangan anda menjadikan mahasiswa hedonis yang hanya memikirkan kebutuhan bilogis, menjadi mahasiswa yang ideologis yang siap menjadi aktifis. Tak perlu susah-susah mencari pondasi permasalahannya. Mulailah membanahi dari dapur organisasi kita sendiri, saat ini juga, karena kampus menanti karya-karya paraarsitek peradaban Islam.
Setelah membahas kerikil tajam pertama yang sering membuat perjalan dakwah kampus sedikit terganggu, kini saatnya mengantisipasi jika saja suatu saat bertemu dengan kerikil tajam kedua yaitu “kurang mampu meminang nasrullah”.

Perjuangan dakwah adalah perjuangan yang tidak ringan dan membutuhkan energi ekstra. Energi fisik dan energi pikiran adalah hal wajib yang pasti selalu mewarnai tiap detik perjalan dakwah. Jika hanya mengandalkan kehadiran dua energi tersebut, rasanya belum mampu untuk menggelorakan dakwah di kampus. Karena energi tersebut belumlah cukup untuk mendongkrak dan menghilangkan segala aral melintang yang mencoba menghalangi gerak dakwah. Jika hanya mengandalkan energi fisik dan pikiran maka pasukan Rasulullah diperang Badar akan mudah terkalahkan.

Ada satu energi yang menjadi ruh yang harus dimiliki oleh tiap kader dakwah kampus. Karena inilah sebenarnya yang menjadi energi yang mampu membuat anda bertahan di jalan dakwah walaupun berjuta cobaan mendera. Energi inilah yang dimiliki oleh pasukan badar sehingga mereka bisa memenangkan perang dengan begitu gemilang. Energi ini mampu mebuat energi fisik dan pikiran meningkat berkali-kali lipat. Energi itu adalah energi ruhiyah yang dengannya kita mampu meminang nasrullah.

Mengapa kaum muslimin mampu memangkan perang Badar mengalahkan tentara Quraisy yang jumlahnya ribuan orang? Ya, karena Allah menurunkan bala bantuan berupa tentara malaikat yang menolong tentara Rasul pada saat itu. Meraka adalah pasukan yang mampu meminang nasrullah,ketika telah menunjukkan totalitas pengorbanan di jalan Allah. Pertolongan Allah jelas tidak serta merta turun begitu saja. Tak mungkin langit kampus kita diselubungi dengan nasrullah jika pengorbanan dakwah kita masih setengah hati. Bisa jadi berbagai event dakwah kampus yang diadakan menuai hasil yang tidak sesuai dengan target karena Allah masih menunda pertolongan-Nya. Untuk itu mari gencarkan ikhtiar untuk meminang nasrullah.

Pasokan energi fisik bisa didapatkan dari konsumsi makanan bergizi, pola istirahat yang cukup dan diselingi dengan olahraga rutin. Untuk pasokan energi pikiran bisa didapat dari bebrapa tips senam otak. Sementara energi ruhiyah hanya bisa didapatkan dengan cara mendekatkan diri pada sang pemilik segala energi, Allah Swt. konsisten melakukan ibadah-ibadah sunnah adalah salah satu caranya.
Sudah semestinya tiap sepertiga malam terakhir seorang pengemban dakwah dilalui dengan simpuh sujud dihadapan Sang Rabb. Bersipuh mengeluhkan seluruh permasalahan dakwah dan kerinduan anda untuk melihat kembali tegaknya Islam, seraya bersujud meminta pada-Nya agar meberikan kemudahan pada setiap agenda dakwah yang telah direncanakan.

Memang penguatan energi ruhiyah adalah aktifitas yang lebih menyentuh individu kader dakwah. Namun tentu akan mejadi kekuatan dahsyat jika regulasi sistem organisasi mencoba mangakomodasinya amalan yang sifatnya individu. Jika suatu organisasi mencoba menjadikan suatu aktivitas menjadi budaya, maka bukan tidak mungkin individu yang ada didalamnya pun akan tersuasanakan. Untuk itu perlu menjadikan ibadah-ibadah sunnah sebagai salah satu pemikat pertolongan Allah.

Jujur harus diakui banyak mereka yang mengaku sebagai aktifis dakwah, namun ternyata lebih banyak shalat di kost daripada di masjid. Dalam berbagai curriculum vitae-nya mencantumkan aktivis dakwah kampus sebagai pengalaman organisasi, namun masih lebih banyak malamnya yang terlewatkan dengan tidur panjang. Padahal bermunajat disepertiga malam adalah sebaik-baik madrasah untuk para pengemban dakwah.

Bagaimana cara agar kader-kader kampus mampu menjadi peminang nasrullah sejati. Berikut langkah-langkah praktisnya.
1. Membiasakan mengadakan iftar jamaiy, pada hari senin dan kamis. Salah satu ibadah sunnah yang bisa menjadi pasokan energi ruhiyah bagi para aktifis dakwah adalah shaum (puasa) sunnah senin dan kamis. Pada hari itu sempatkanlah untuk mengadakan buka puasa bersama walau hanya dengan seteguk air dan sebutir kurma dan diselingi dengan canda-canda ideologis. Jika hal ini dibudayakan dalam suatu lembaga dakwah kampus maka lembaga dakwah anda akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus, yaitu ikhtiar meminang nasrullah terlaksanakan lewat ibadah sunnah dan syu’ur jamaiy diantara anggota pun semakin erat. Berkumpul dua kali seminggu insya Allah cukup untuk menambah keakraban diantara sesame aktifis dakwah. untuk kader dakwah yang belum terbiasa melaksanakan puasa sunnah senin-kamis maka percayalah, insya Allah lambat laun agar tergerak hatinya bersama-sama melakukan puasa sunnah.

2. Ibadah lain yang tak kalah manjurnya untuk melejitkan energi ruhiyah adalah shalat tahajud. Maka wajar saja jika seorang Sultan Muhammad Al-Fatih sebagai panglima perang terbaik, memiliki energi ruhiyah yang begitu luar biasa. Ternyata semenjak baliqh beliau tak pernah meninggalkan shalat tahajud. Suatu lembaga dakwah kampus bisa memulai membiasakan kadernya untuk melalui malam-malamnya dengan munjat kepada Allah. Caranya sangatlah mudah, tiap malam ada anggota LDK yang bertugas membangunkan anggota lain melaksanakan shalat tahajud. Dengan kemajuan teknologi saat ini tentu bukan hal yang sulit membangunkan saudara seperjuangan kita untuk menjalani madrasah ruhiyahnya di sepertiga malam. Mengirim pesan pendek atau sekedar melakukan panggilan tak terjawab (miss-call) adalah cara yang dapat dilakukan untuk membangunkan aktifis dakwah kampus dari tidur panjangnnya.

Saudaraku…mungkin tips ini terkesan sangat sederhana, namun kadang kala yang membuat kita terjatuh dijalan dakwah bukanlah bongkahan batu karang besar dihadapan kita, namun kerikil kecil yang terselip diantara jari kaki kita.

Mari mulai saat ini kita berusaha keras untuk meminang nasrullah dengan energi ruhiyah yang kita punya. Jika Allah menerima pinangan kita dan menurunkan pertolongan-Nya, maka kekuatan sedahsyat apapun tak akan bisa menghalangi laju dakwah kita. Bahkan pertolongan dari tempat yang tidak kita sangka-sangka, bahkan terkesan tidak masuk akal pun akan diberikan oleh Allah bagi para peminang pertolongan-Nya. Belajarlah dari pasukan perang Badar.