(Seruan Reflektif Bagi Para Muslimah yang Sekolah)

Sobat muslimah, bulan ini kebanyakan kampus katanya punya hajat lho... hajat tahunan ‘penyembutan mahasiswa baru’. Ribuan mantan siswa SMA mengerumuni kampus-kampus yang jadi dambaannya selama ini. Karena itu, penulis tertarik untuk menggali lebih jauh, kira-kira apa ya motivasi kuliah mereka? Soalnya di zaman sekarang, gak jarang tuh para wanita atau muslimah yang memilih kuliah hanya untuk sekedar mendapatkan ijazah biar gampang cari kerja. Sebagaimana yang dituturkan Dewi, pelajar yang baru lulus sebuah SMU Negeri di Bogor, yang menuturkan bahwa melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi itu hukumnya wajib. Alasannya, untuk meraih masa depan lebih baik dan meraih cita-cita. “Biar dapet gelar sarjana sehingga gampang nyari kerjaan”, demikianlah tuturnya. Menurutnya, bekal pendidikan itu sangat penting. Apalagi di era yang katanya globalisasi ini. “Biar kita cewek, sekolah musti setinggi-tingginya,” Eum... satu nih terbukti... gimana yang lain? (yuk sama-sama kita cari tau di kampus masing-masing...)

Sobat muslimah, ngomong-ngomong tentang cari kerja, kayakanya kamu semua perlu tau, terjun ke dunia kerja itu banyak konsekuensi yang harus diambil lho... Gak sedikit perusahaan yang mensyaratkan untuk berpenampilan menarik (mengumbar aurat), yang akhirnya banyak para muslimah yang menggadaikan akidahnya demi uang dengan melepaskan kerudungnya. Gak sedikit juga dari realitas para muslimah yang bekerja, mereka menelantarkan keluarganya. Karena sibuk bekerja, seorang ibu tidak lagi bisa mengurus anak dan suaminya. Mereka menyerahkan pengurusan tersebut kepada pembantu yang akhirnya banyak anak-anak yang kurang kasih sayang sehingga mencari pelampiasan diluar. Akibatnya, terjadilah kondisi generasi muda saat ini sangat mengkhawatirkan. Banyak yang terjerat kasus narkoba, pergaulan bebas dan tidak sedikit juga yang hamil diluar nikah, akhirnya aborsi dimana-mana. Begitupun dengan suami, karena istri sibuk bekerja akhirnya suami minta dilayani pembantu atau mencari pemuasan diluar rumah.

Sobat muslimah, pada dasarnya alasan mengapa banyak wanita ingin bekerja (baik alasan karir ataupun alasan kekurangan ekonomi) adalah karena sistem saat ini yang materialistik. Yang menjadikan sudut pandang kita hanya sekedar berpikir dan mencari kepuasan materi. Bahkan kesuksesan dan kebahagian pun hanya dipandang dari kekayaan atau banyaknya uang. Di zaman yang serba meterialistik saat ini, uanglah segalanya, terlepas bagaimanapun cara mendapatkannya.

Kondisi ini sangat berbeda dengan pandangan Islam. Islam mengajarkan kepada kita bahwa ukuran kebahagiaan bukanlah materi tetapi bagaimana agar hidup kita berguna untuk orang lain dan menggapai ridla Allah.

Sobat, sebagai seorang muslim kita memang harus punya cita-cita yang tinggi. Tapi walaupun demikian, jangan sampai cita-cita yang tinggi itu melupakan kodrat kita sebagai seorang muslimah. Islam membolehkan kok wanita juga bekerja. Artinya, mubah (boleh) wanita mencari sumber penghasilan di berbagai bidang, kecuali bidang tertentu seperti pemimipin negara atau profesi yang menanggalkan kodrat kewanitaan kita. Misalnya: jadi model, peragawati, pemain sinetron, pemandu sorak, dan lain-lain. Dan meski hukumnya mubah, namun sebagai seorang muslimah kita harus tetap memperhatikan rambu-rambunya. Beberapa rambu itu diantaranya:
a. harus mendapat izin wali atau suami,
b. tetap melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslimah dengan berjilbab dan berkerudung,
c. harus menghindari ber-khalwat (dua-duan dengan laki-laki yang bukan mahram),
d. juga harus menghindari ikhtilat (campur baur antara laki dan perempuan secara bebas).
e. tambahan lagi, kita jangan sampai bekerja di sektor yang membahayakan kehormatan dan kesucian sebagai wanita. Misalnya bekerja di tempat hiburan, tempat biliard, dan lain sebagainya.

Oleh karenanya, kita semua juga mesti ingat sobat, kuliah itu bukan semata-mata nyari gelar atau ijasah buat cari kerja. Soalnya, gelar dan ijasah itu gak jamin kita jadi mudah cari kerja, lho... Banyak kok yang mengantungi gelar sampai es tiga (S3), tapi susah dapat kerja. Sebaliknya, ada yang ijasahnya pas-pasan atau bahkan nggak berijasah, tapi rejekinya tetap lempeng. Jadi, buat kita para muslimah, niat sekolahnya bukan sebagai investasi buat nyari kerja ya, tapi dalam rangka menunaikan kewajiban menuntut ilmu – sebagaimana Allah dan RasulNya serukan kepada kita. Kita gak perlu takut dengan rezeki, karena rezeki itu di tangan Allah Swt. Allah-lah yang memberikan kita rezeki, bukan pekerjaan kita.

So... kita gak perlu takut atau khawatir gak dapet rezeki karena gak kerja. Karena sebenarnya dalam Islam, seorang muslimah yang belum menikah itu berhak mendapatkan nafkah dari ortunya sejak lahir sampai ia menikah. Setelah sudah menikah, maka barulah nafkah wanita beralih menjadi tanggung jawab suaminya. Jadi, seharusnya seorang wanita tidak perlu pusing mikirin kerja atau cari kerja.

Lantas, kalau seorang muslimah masih tetap ingin memilih berkarir, bagaimana? Memilih berkarir, boleh-boleh saja kalau memang ada peluang. Tapi kita harus selalu ingat, bekerja bagi wanita itu MUBAH, oleh karenanya ke-mubah-an itu jangan sampai mengalahkan kewajiban yang kita miliki, seperti menuntut ilmu, khususnya ilmu Islam (mengaji). Jangan sampai karena alasan bekerja, lantas kita beralasan tak memiliki waktu untuk menuntut ilmu islam. Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)

Sobat muslimah, mari sama-sama kita tanamkan pada diri bahwa pendidikan yang tinggi bagi kita merupakan salah satu bekal diri menjadi IBU yang ideal, menunaikan kewajiban perempuan yang sebenarnya, yakni perannya yang paling alami. Kenapa perlu bekal?, karena jadi ibu itu tidak semudah atau segampang yang dibayangkan, ia bukan peran sembarangan. Jangan anggap bahwa mengasuh, membesarkan dan mendidik anak secara benar adalah suatu pekerjaan yang ecek-ecek, jadi ibu itu pekerjaan yang terhormat. Pekerjaan ini memang tidak menghasilkan uang, pastinya juga tidak membuahkan popularitas, karena ia tidak akan ditampilkan media massa. Pekerjaan menjadi ibu adalah pekerjaan yang mengemban misi suci. Karena, hanya dari ibu-ibu yang memiliki bekal yang cukup lah, yang dengan ilmunya akan mampu mencetak generasi, membangun peradaban Islami. Wallahu’alam.